Radika Paradise, Penginapan Modern di Kawasan Pantai Gunungkidul - Adisty Titania

Kamis, 04 Juli 2019

Radika Paradise, Penginapan Modern di Kawasan Pantai Gunungkidul

Bangunan rumah panggung bercat warna warni dengan design modern langsung menyambut kami saat memasuki kawasan penginapan Vila Radika Paradise, tempat kami menghabiskan satu malam di kawasan Gunungkidul.


Liburan ke Yogja kali ini kami memang sudah niat mau main ke pantai di daerah Gunungkidul. Terakhir ke Yogja tiga tahun lalu cuma sempat wisata ke Goa Pindul aja. Maklum, liburan waktu itu nggak lama. Plus memang ada jadwal mampir ke kampungnya simbah. Jadi wisatanya cuma gitu-gitu aja.

Jadilah tahun ini niat banget ngajak Bumi ke pantai di dearah Gunungkidul. Biar nggak terlalu capek, kami pun cari penginapan di sana. Lah wong jarak Greenhost tempat kita nginep di Yogja jauh banget ke Gunungkidul. Jaraknya kurang lebih 60 km, dengan waktu tempuh 2 jaman.

Kebayangkan gimana capeknya kalau bolak balik? Mana jalannya juga naik turun dan belok-belok. Kemarin aja Bumi sempet mual. Jadi, siap-siap aja bawa plastik dan minyak-minyakan yang bisa bantu untuk ngilangin mual.

Tapi tenaaang.... hampir sepanjang jalan, pemandangannya cakep, kok. Sisi kanan kiri banyak pohon dan bukit kapur. Jalanannya juga sudah bagus dan lebar.


Apalagi pas sampai penginapan dan main di pantainya. Capek tuh kayanya langsung ilang.

Jadi, pas mutusin mau nginep semalam di kawasan pantai Gunungkidul, gue sama Doni sempet bingung mau nginep di mana. Liat-liat traveloka, pegi pegi dan beberapa website sejenis akhirnya mutusin booking di salah satu cottage. Tapi akhirnya dibatalin pas liat Insragamnya Homepiness.

"Dis, liat deh... Kayanya menarik," Doni WhatsApp sambil nge-share link IG Homepiness.
"Wah, bagus nih, Mas... Nginep di sana aja, kali ya?!"


Setelah browsing, nyari tau soal Vila ini, akhirnya kami memutuskan untuk booking. Untungnya cottage sebelumnya masih bisa dicancel.

Jadi tuh, di sana ada beberapa tipe. Ada yang berupa dormitory atau asrama. Cocok buat yang liburannya berame-rame bareng temen atau keluarga besar, soalnya kapasitas must untuk 6 sampai 10 tamu.

Atau, mau pilih vila kaya yang kami pesan? Vila ini udah dilengkapin sama kolam renang pribadi. Cuma jangan berharap pool-nya gede ya...  memang cuma bisa buat main air aja. Bukan berenang yang serius. Mengingat tujuan ke sana buat main di pantai, anggep aja ini cuma bonus.

Sayangnya kami nggak kebagian Vila yang paling depan. Jadi pemandangannya nggak langsung ke laut, malah ke bangunan Vila lainnya.

Kalau memang mau ke sana, mending sih pastiin dulu dapet villa yang pemandangannya langsung ke arah laut.


Dari segi kamar, ukurannya cukup luas kok. Bahkan kami yang pesen 2 ekstra bed, masih banyak ruang kosong. Nggak sempit.
Satu ekstra bed harganya 125 ribu. Jadi satu Vila bisa buat satu keluarga, nampung 4 sampai 5 orang. Harganya juga udah termasuk sarapan. Lumayanlah yaaa...

Design interior kamarnya juga kece....
dengan atap ruangan kamar yang cukup tinggi. Bikin ruangan terlihat lebih luas dan bisa ngurangin hawa panas yang ada di daerah pantai. Cuma lampunya redup banget. Pas komentar, kata Mas yang anterin kita, memang sengaja kaya gitu.

"Yang nginep di sini banyakan pasangan muda, Bu...Kaya buat honeymoon gitu".

Hooo bhaique.


Vila Radika Paradise, Vila untuk keluarga?


Kalau ditanya Vila Radika Paradise ini cocok buat keluarga apa nggak...bisa iya, bisa juga nggak kali ya... tergantung usia anaknya juga. Soalnya untuk sampai ke Villa, perjalanannya lumayan... naik ke atas... Karena areanya memang di Bukit Tenggole.


Begitu sampai di Villa juga harus naik tangga dulu. Kemarin waktu Bumi diminta untuk bawa koper, doi sih akhirnya nyerah di tengah jalan dan akhirnya bapaknya juga yang bawa.

Soal makanan di restorannya juga terbatas. Cuma ada ayam bakar, ayam goreng, nasi goreng, sama mie goreng dan mie rebus. Mau pesen camilan macam roti dan pisang aja nggak ada. Dari segi harga juga masuk akal, paket nasi ayam bakar 25 ribuan.

Sementara menu sarapan bukan model prasmanan. Kalau nginep di Villa yang kaya kami pesan, sarapannya ayam goreng, nasi, lalapan dan sambal. Macem pecel ayam gitu, deh. Tapi potongan ayamnya minimalis. Tapi kemarin ada juga yang sarapannya dikasih nasi goreng.


Waktu sarapan sebenernya disediain juga potongan buah, roti tawar dan selai coklat. Sayangnya roti dan buahnya nggak direfil. Padahal kita sarapannya jam 8.30, lho.

Roti cuma kebagian selembar. Pas Bumi tanya ke mbaknya, katanya memang sudah habis. Nggak ada lagi. Setelah kita sarapan juga masih banyak yang baru datang, dan tanya soal si roti lagi.

IMHO, seharusnya kan pihak restoran udah bisa memprediksi berapa banyak tamu yang nginep hari itu, jadi bisa menyesuaikan stoknya.

Iya nggak, sih?

Tapi secara keseluruhan, nginep di sini menyenangkan kok. Pemandangannya cukup menyegarkan. Satu sisi bisa liat perbukitan jati khas Gunung Kidul. Satu sisi lagi bisa liat pantai. Kalau malem, jadi bisa denger deburan ombak dan liat kerlipan bintang.

Pemandangan kaya gini, mana bisa dinikmatin di Jakarta?

Dekat pantai Indrayanti dan Pok Tunggal


Dari sekian banyaknya pantai di Gunung Kidul, Vila Radika Paradise ini posisinya di antara pantai Indrayanti dan Pok Tunggal.

Kalau dari arah kedatangan, posisinya sebelum sama Pantai Indrayanti, dan jaraknya juga deket banget. Cuma 200 meter. Kalau ke naik mobil, nggak sampe 5 menit juga udah sampe. Mau jalan juga bisa.


Berhubung kemarin sampainya udah sore banget, untuk ngejar waktu kami memutuskan naik mobil.

Tapi sayang, pantai Indrayanti nggak secakep yang gue bayangin. Padahal kata temen yang orang Yogja, pantai ini dulunya kece. Hal yang menyedihkan lainnya, kemarin tuh pantainya udah rada kotor.

Mungkin karena pengunjungnya udah rame banget kali, ya? Banyak banget nemu sampah di pantainya. Huhuhu... Kenapa, sih, budaya buang sampah di tempat yang bener masih susah banget dilakuin?

Jadi lebih jatuh hati sama Pantai Pok Tunggal. Meskipun jaraknya dari jalan raya cukup jauh, hampir 2 km, tapi worthed banget.


Kalau kata Doni, "Biasanya apa yang sulit dicapai, hasilnya akan lebih bagus, Mas," pas jawab pertanyaan Bumi kenapa pantainya jauh. Dan ini terbukti, sih. View pemandangannya lebih asoy. Cuma memang, pantainya ini tipenya sama...di bibir pantai langsung karang.

Untungya model karangnya bukan yang tajam atau berlubang banyak celah.Jadi risiko melukai kaki tipis banget. Kecuali, main airnya emang nggak hati-hati aja.


Kemarin, sih, ngabisin waktu di sana hampir 2 jam, Bumi dan Kak Icha sempet protes. Katanya kurang lama. Yaah....mungkin jadi pertanda kalau jadwal mantai di Gunungkidul memang perlu diulang 😃

Tidak ada komentar:

Posting Komentar