Pentingnya Cek Gula Darah Secara Berkala Termasuk Saat Puasa, Sudah Dilakukan Belum? - Adisty Titania

Minggu, 05 Mei 2019

Pentingnya Cek Gula Darah Secara Berkala Termasuk Saat Puasa, Sudah Dilakukan Belum?


Seneng, deh, tahun ini bisa dikasih kesempatan ketemu Bulan Ramadan lagi! Mudah-mudahan, bisa jalanin puasa lebih nyaman, ibadah juga lancar.

Sama seperti ibu-ibu yang lain, menjelang bulan puasa udah heboh banget belanja kebutuhan puasa. Termasuk nge-list menu sahur dan puasa, lengkap dengan menu takjil tentunya! Ceritanya, sih, tahun ini mau jalanin puasa lebih sehat. Otomatis hal yang perlu diperhatikan pertama kali tentu aja terkait soal asupan makanan.

Menjelang puasa kemarin saya juga sempet cek gula darah. Alhamdulilla hasilnya, sih, normal.

Eh... tunggu... cek gula darah? Tumben amat?

Iya, memang. Kebetulan beberapa waktu lalu memang dapat kesempatan hadir di acara Waspada Hipoglikemia Saat Berpuasa' yang dihelat Medical Affairs Director Merck Sharp and Dohme (MSD), Indonesia.

Sebelum acara dimulai, cek gula darah dulu, deh.

Faktanya, cek gula darah itu memang penting lho! Jadi, kapan terakhir pada cek gula darah?


Jadi, tuh, kemarin memang ngebahas soal penyakit diabetes, khususnya diabetes mellitus type 2.

Terus terang aja, denger penyakit yang satu ini bikin saya  khawatir bahkan merinding. Bukan apa-apa, sepedendek pengetahuan kesehatan yang saya punya, diabetes itu memang salah satu penyakit yang paling 'jahat'.

Kalau sudah kena diabetes, akan ada banyak risiko penyakit yang bisa mampir ke tubuh. Mulai dari penyakit ginjal, jantung, sampai gangguan saraf.

Ngeri? Ya, jelas aja.

Apalagi, di lingkungan terdekat termasuk keluarga juga sudah ada yang kena diabetes. Salah satu contohnya, almarhumah nenek yang berpulang hampir 13 tahun lalu.

Jadi inget, sejak itu nyokap selalu wanti-wanti, "Dis... hati-hati sama makanan, kurangin konsumsi gula. Nenek itu meninggal karena diabetes, keluarga juga pasti berisiko bisa mengalami juga."

Tapi, sama dengan penyakit yang lain, ketika seseorang mendapat diagnosis kena diabetes, bukan berarti dunia kiamat, kok! Dengan perubahan pola hidup, penderita diabetes masih masih bisa idup normal. Termasuk bisa puasa. 

Beberapa waktu lalu saya dikasih kesempatan untuk ikutan acara Waspada Hipoglikemia Saat Berpuasa' yang dihelat Medical Affairs Director Merck Sharp and Dohme (MSD), Indonesia. Pengetahuan soal penderita diabetes bisa berpuasa jadi bertambah.

Ternyata, salah satu kunci yang perlu diingat itu harus pantau gula darah selama puasa.

Faktanya, kalau puasa penderita diabetes itu memang berisiko mengalami hipoglikemia. Sebuah kondisi ketika kadar gula darah tubuh (glukosa) terlalu rendah, yaitu di bawah 70mg/dL. Nah, penderita diabetes memang lebih rentan mengalami kondisi ini karena mereka sering menggunakan insulin buatan atau obat-obatan tertentu untuk menurunkan kadar gula di darah.

Menurut studi dari EPIDIAR pada 2001 di 13 negara dengan populasi penganut agama Islam terbesar, menunjukkan kenaikan angka hipoglikemia saat bulan puasa. Di mana saat bulan Ramadhan risiko hipoglikemia pada pasien DMT2 jadi meningkat hingga 7,5 kali. 

Makanya,  kondisi ini perlu diwaspadai pada mereka yang memiliki diabetes namun tetap ingin menjalankan ibadah puasa.

Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD bilang, “Selama Ramadhan, terjadi peningkatan insiden hipoglikemia yang signifikan pada pasien DMT2. Hal ini dikarenakan pasien mengalami kekurangan zat gula dari makanan yang dicerna dan diserap, sehingga kadar gula dalam tubuh menurun secara drastis,”

Kalau memang mau menjalankan ibadah puasa dengan nyaman, pasien DMT2 melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi manajemen puasa yang tepat dan meminimalisir risiko hipoglikemia.

Untuk menghindari terjadinya hipoglikemia, Prof. Ketut mengingatkan agar pasien dengan diabetes harus memantau kadar gula darah, melakukan pola diet seimbang, memperbanyak aktivitas fisik, dan melakukan perubahan pengobatan yang memicu pelepasan insulin secara berlebihan.

Kenapa sih, kadar gula darah harus dijaga?



Biar bagaimanapun kadar gula darah memang sangat penting karena bisa menunjang kinerja tubuh dan membuat kita tetap sehat.

Memang, sih, kadar gula darah setiap orang akan beda. Bahkan nggak ada angka baku. Hal ini memang dikarenakan kadar gula darah tubuh bisa berubah tergantung kondisi masing-masing orang. Misalnya kadar gula darah bisa berubah sebelum atau sebelum makan.

Umumnya, sih, ada kisaran kadar gula darah normal pada tubuh:

  • Sebelum makan: sekitar 70-130 mg/dL
  • Dua jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL
  • Setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya delapan jam: kurang dari 100 mg/dL
  • Menjelang tidur: 100 – 140 mg/dL

Jadi kalau memang mau memastikan tubuh kita sehat atau nggak, nggak ada salahnya untuk rutin cek gula gula darah. Apalagi, diabetes itu nggak menunjukan gejala yang jelas. Bisa aja, lho, tanpa disadari tau-tahu sudah menderita diabetes.

Apalagi, kalau tubuh sudah merasakan beberapa gejala gula darah rendah atau hipoglikemia.

Seperti yang diterangkan Prof. Dr. dr. Ketut, ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai :


  • Jantung berdebar 
  • Gemetar
  • Sering merasa lapar 
  • Keringat dingin 
  • Mudah cemas
  • Gampang lemas
  • Sulit mengontrol emosi
  • Susa konsentrasi 
  • Kebingungan 

Malah, pada kasus ekstrem, kalau kadar gula darah kurang dari 50 mg/dl, penderitanya bisa kehilangan kesadaran, kejang-kejang, koma, gangguan fungsi pembuluh darah, hingga kontraksi detak jantung yang berujung pada kematian.

Beda dengan diabetes tipe 1 yang sering terjadi karena faktor genetik dan sulit bisa dicegah, diabetes tipe 2 justru sangat mungkin untuk dicegah. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan deteksi dini seperti cek gula darah secara berkala.

Jadi, sudah pada cek gula darah belum, nih?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar