Terapi Stem Cell, Harapan Hidup Bagi Penderita Penyakit Kronis dan Langka - Adisty Titania

Selasa, 28 November 2017

Terapi Stem Cell, Harapan Hidup Bagi Penderita Penyakit Kronis dan Langka

“And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.” - Paulo Coelho, The Alchemist.
Saya sadar, hidup tidak hanya perlu usaha dan kerja keras, tapi juga perlu punya harapan dan mimpi untuk bisa mewujudkan apa yang diinginkan. Dengan begitu, semesta pun akan turut membantu, persis seperti quote dari salah satu penulis favorit saya, Paulo Coelho dalam novelnya, The Alchemist.


****
Siapa yang menyangka, wajah ceria Fanny Novia yang saya lihat sering kali mengulum senyum saat ditemui dalam acara blogger gathering dalam memperingati ‘World Cord Blood Day’, beberapa tahun lalu justru sering dihiasi dengan awan mendung. Iya, mungkin ini hanya dugaan saya saja. Setidaknya sebagai ibu, saya cukup paham dan bisa menduga bagaimana rasanya kehilangan buah hati. Kesedihan itu tentu masih terasa. 
Fanny, ibu muda berkulit putih ini harus menerima kenyataan bahwa puteri pertamanya harus kembali pada-Nya. Tanpa ia duga sebelumnya, buah hati yang telah ia begitu rindukan ternyata mengalami riwayat penyakit langka.
Adalah sindrom Edward, yang juga juga dikenal dengan trisomi 18 merupakan kelainan yang disebabkan oleh adanya penambahan satu kromosom pada pasangan autosomal nomor 18. Seperti yang saya kutip dari ghr.nlm.nih.gov, sindrom Edward ini bisa dialami oleh siapa pun juga dan bisa terjadi pada 1 dari 5000 kelahiran.
Sama seperti ibu yang lain, kondisi ini tentu saja tidak diharapkan oleh Fanny Novia dan suaminya. Tapi siapa yang bisa menolak takdir?

Tidak ingin peristiwa ini kembali terjadi, Fany pun akhirnya melakukan persiapan yang lebih matang untuk memastikan kondisi anaknya sehat.  Setelah dinyatakan hamil, salah satu langkah yang diambilnya dengan segera mendaftarkan anak yang dikandungnya untuk diambil sel punca-nya. Fanny Novia merupakan salah satu orangtua yang melakukan investasi kesehatan  untuk buah hatinya. Setelah melahirkan anak ke-2, Arka,  ia memutuskan untuk menyimpan sel punca buah hatinya.

*Fany bersama anak ke-2nya, Arka
Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa saat ini kemajuan teknologi sudah sangat berkembang. Hal ini pun berlaku di dunia medis. Di mana terapi sel puca atau stem cell bisa dijadikan salah satu investasi kesehatan bagi kehidupan seseorang. Bahkan buat mereka yang mengalami penyakit kronis dan langka seperti cerebral palsy termasuk leukemia dan kelainan darah seperti thalasemmia kini memiliki harapan hidup yang jauh lebih besar.
Seperti yang dikatakan oleh Nadya Pramesrani, seorang psikolog klinis, pada dasarnya manusia harus memiliki harapan dalam hidupnya. Ia mengatakan, jika dilihat dari kaca mata psikologi, harapan bisa disamakan dengan goal. Dengan adanya harapan, maka seseorang mengetahui apa yang ia inginkan serta tujuan yang ingin dicapai. Artinya, harapan bisa membantu kita punya alasan untuk melakukan sesuatu yang lebih bermakna.
“Karena sudah banyak penelitian yang menemukan bahwa kondisi hopeless, atau helplessness membuat kita nggak bisa tergerak untuk melakukan sesuatu. Mikirnya jadi, ngapain saya susah-susah, capek, melakukan hal ini itu kalau akhirnya saya begini-begini saja,” paparnya ketika saya bertanya mengapa seseorang butuh memiliki harapan dalam hidupnya.
Hal ini pun otomatis berlaku jika kita sedang sakit, terlebih jika mengalami sakit kronis bahkan penyakit langka.  Untuk bisa sembuh kita harus memiliki harapan lebih dulu. Dan dengan adanya teknologi canggih dan terkini yang diadopsi oleh Cordlife, akan memberikan harapan hidup yang lebih baik buat siapa saja yang menderita penyakit kronis dan penyakit langka.
Mengingat di keluarga saya memiliki garis keturunan thalassemia, dengan adanya teknologi terapi sel puca atau stem cell tentu saja membuat saya bahagia. Masih teringat jelas, saat hamil dulu saya begitu khawatir. Takut kalau anak saya mengalami thalassemia.  Namun, setelah melakukan beberapa pemeriksaan, meskipun belum secara lengkap, saya cukup lega karena suami memang tidak memiliki garis keturunan thalassemia. Artinya, minim sekali risiko anak saya mengalami thalassemia mayor.
Sebagai orangtua, saya pun ingin memberikan yang terbaik untuk anak, termasuk memberikan investasi kesehatan untuk melindunginya kelak. Sayangnya, hampir 8 tahun yang lalu, informasi mengenai terapi stem cell memang belum terlalu banyak. Setahu saya, harganya pun cukup ‘mencekik’.
Benarkah terapi stem cell sangat mahal?

Ternyata tidak juga. Informasi ini saya dapatkan ketika saya bersama beberapa rekan blogger datang ke acara Cordlife AWESOME yang didukung oleh Mustela, Mothercare dan Hydromamma.  Acara ini sendiri dilangsungkan bertepatan dengan “World Cord Blood Day” pada 15 november 2017 lalu di Hong Kong Café bertujuan memberikan pemahaman dan akan pentingnya menyimpan darah tali pusat. Termasuk meluruskan pemberitaan yang kurang tepat mengenai terapi stem cell. Contohnya, ya, masalah biaya itu.
Tahu tidak, kalau penyimpanan darah tali pusat ini sebenarnya sama dengan segelas kopi yang sering diminun dari salah satu coffee shop? Hal ini dipertegas oleh Wita Pratiwi selaku Marketing Manager Cord Blood Banking. Ia mengatakan, "Menyimpan darah tali pusat di Cordlife itu biayanya hanya seharga secangkir morning kopi kita setiap hari selama setahun, lho! Kalau dirata-rata, dalam satu tahun itu sekitar Rp 1.650.000. Dengan uang ini mom, bisa memberikan perlindungan menyeluruh untuk anak-anak,".
Memang, sih, ketika teknologi ini pertama kali keluar harganya terbilang mahal, sehingga hanya bisa dijangkau oleh kalangan terbatas saja. Namun, seiring berjalannya waktu, lambat laun harganya pun kian menyesuaikan. Begitu mendengar penjelasan ini, saya langsung membatin, “Ok, kalau saya memang dipercaya untuk memiliki anak lagi, saya akan ikut menyimpan sel darah tali pusat di ‘bank’ yang memang terpercaya”.
Kenapa nggak? Lah wong, kalau akhir pekan saja sebagai orangtua kita bisa ngajak anak jalan-jalan ke mall, makan makanan di restoran favorit sambil nonton, plus membelikan mainan untuk anak. Masa untuk menyisihkan uang menyimpan sel darah tali pusat sebagai investasi kesehatan nggak bisa? Kalau dipikir-pikir biaya hang out keluar di akhir pekan ini kan juga besar. Akan lebih bijak jika dialokasikan untuk sesuatu yang bisa bermanfaat di kemudian hari. Iya, nggak, sih? Apalagi kalau ingat bahwa terapi ini bisa menyembuhkan lebih dari 85 jenis penyakit!  
dr. Ardiansjah Dara, SpOG, salah satu nara sumber yang hadir saat itu membuka mata saya bahwa terapi ini memang bisa memberikan harapan hidup bagi orang banyak. Di awal acara, ia menerangkan beberapa fakta penting yang perlu kita mengenai terapi ini.
Apa itu stem cell atau sel punca?
Dokter kandungan ini menjelaskan kalau stem cell itu pada dasarnya berfungsi untuk membuat regenerasi sel dalam tubuh menjadi lebih maksimal. “Ibaratnya itu seperti film Hollywood seperti alien, yang ketika tangan atau bagian tubuhnya dipotong bisa tumbuh lagi. Tapi memang kalau gambaran dalam film ini berlebihan, ya. Tapi jika ibaratkan, tujuan stem cell seperti itu. Mampu meregenerasi sell, tapi tentu saja perlu proses."
Tali pusat sendiri merupakan bagian dari plasenta, ‘jembatan’ yang memberikan makanan dari ibu ke bayinya, dan mengeluarkan hasil metabolisme bayi ke ibu yang kemudian dikeluarkan lewat urin ibu. Artinya, tali pusat ini memang punya peran yang sangat penting.
“Di tali pusat ini ada 3 sumber sel punca yang bermanfaat. Pertama adalah darah tali pusat yang terdapat sel punca hematopoietic, membran tali pusat pembungkus tali pusat dan jaringan tali pusat .  Nah, sel punca hematopoietik yang paling banyak digunkan,  sebagai terapi berbagai macam penyakit salah satunya kelainan darah kanker darah dan penyakit sistem imun. Hematopoietic ini dapat menjadi sel darah merah, sel darah putih dan juga trombosit,” paparnya.
Proses pengambilan stem cell
Pada dasarnya semua ibu hamil bisa melakukan terapi ini, baik yang menjalankan proses melahirkan secara normal ataupun caesar. Namun, seperti yang dijelaskan dokter kandungan Rumah Sakit Siloam,  pada proses persalinan caesar, dokter harus lebih berhati-hati. "Saat operasi caesar rahimnya kan terbuka. Kalau dokternya terlalu lama mengambil darah tali pusat, rahimnya bisa berdarah terus menerus hingga proses selesai".

Yang pasti, proses ini sama sekali tidak menyakiti ibu ataupun bayinya dan hanya memerlukan waktu salama 3 menit saja. Kesempatan melakukan terapi ini memang hanya pada saat melahirkan saja, karena memang tidak bisa ditunda. Di mana setelah setelah bayi lahir, tali pusat akan dijepit pada dua tempat dan digunting di antaranya. Kemudian dalam hitungan menit dokter kandungan atau bidan akan mengalirkan darah tali pusat ke dalam kantong darah sekali pakai dengan dua lapisan yang steril.
Cordlife sendiri menggunakan kantong penyimpanan cryogenic yang sudah disetujui oleh US FDA. Seperti yang saya kutip dalam website resmi Cordlife, darah tali pusat bayi nantinya akan disimpan dalam tangki penyimpanan cryogenic yang dilapisi ruang kedap udara dan didesain untuk menjaga suhu cryogenic yang optimum dibawah -150C untuk penyimpanan yang lama. Cordlife menggunakan sistem penyimpanan fase uap dari nitrogen cair yang anti pencemaran untuk cryopreservasi sel punca dalam waktu lama.
Sistem penyimpanan dengan fase uap dari nitrogen cair yang anti pencemaran bekerja sempurna, bahkan tanpa suplai listrik dan ini 100% dapat diandalkan dan bebas dari kegagalan dengan tanpa peluang gangguan dari mesin. Tidak seperti sistem penyimpanan lainnya yang tersedia dipasaran saat ini, tangki kami tidak pernah di tarik oleh US FDA atau pabriknya.
Secara teoritis, waktu hidup dari sel yang disimpan pada suhu dalam nitrogen cair telah diperkirakan sampai 1000 tahun1. Pada studi terbaru, ditemukan bahwa ada pemulihan yang efisien dari sel punca darah tali pusat yang dicryopreservasi sampai 21-23.5 tahun.
Menentukan bank darah tali pusat yang terbaik
  • Faktor utama yang perlu diperhatikan tentu saja mengenai izinnya lebih dulu. Apakah perusahaannya sudah bisa dipercaya atau belum. Paling tidak tentu saja harus mendapat izin dari Kementrian Kesehatan RI, sesuai dengan Permenkers no, 48 tahun 2012. Sehingga jika memang terjadi sesutu yang tidak diinginkan, kita sebagai konsumen bisa langsung melaporkan ke Kementrian Kesehatan RI. Syarat lain yang perlu diperhatikan adalah, apakah bank ini sudah  sudah memiliki tempat penyimpanan di Indonesia atau tidak.
  • Perlu diketahui bahwa Cordlife persada merupakan anak perusahaan cordlife grup limited yang terdaftar di bursa saham singapore exchange. Cordlife pun sudah mengantongi sertifikat dan akreditasi.
  • Dari segi pengalaman, Cordlife tentu saja sudah memiliki banyak pengalaman karena memang sudah 16 tahun berdiri. Di mana saat ini Cordlife sudah bisa ditemukan di beberapa Negara. Selain Indonesia, kantor yang berpusat di Singapura ini juga sudah ada di Hong Kong, India, Indonesia, Malaysia dan Filipina. 
  • Seperti yang sudah tuliskan di atas, bahwa Kemenkes akan memberi izin jika Bank sel punca darah sudah memiliki  laboratorium berlokasi di Indonesia. Sementara saat ini Corlife telah memiliki labolatorium di Jakarta dan  Singapura dengan fasilitas dan teknologi yang mumpuni.
  • Penawaran paket Cordlife  pun sangat lengkap. Menyesuaikan dengan kebutukan dan keinginan kita. 
  • Not but not least, adalah  jaminan perlindungan ganda, karena Cordlife akan memberikan jaminan akan kualitas sel punca yang kita simpan akan tetap baik hingga pada saat waktu sel punca tersebut akan digunakan.

Setelah mengikuti event blogger gathering ini, wawasan saya mengenai sel punca jadi semakin luas. Begitu pulang ke rumah, saya pun langsung melaporkan pada suami, bahwa untuk menyimpan sel punca sebenarnya biayanya bisa kami usahakan. Iya, diusahakan dan dipaksa. Ketimbang mengikuti gaya hidup yang belum ada manfaatnya, akan lebih baik jika dananya dialokasikan untuk investasi kesehatan di Cordlife. Kalau mommies tertarik dan ingin bertanya lebih lengkap mengenai hal ini,  silakan hubungi (021) 8379 7424 untuk membuat janji dengan konsultan darah tali pusat cordlife, ya!




15 komentar:

  1. Waah..aku berulang-ulang bacanya Mba, baru tahu tentang sel punca juga, jadi nambah wawasan deh. Masih gamang niy, tapi aku percaya kalo tali pusar emang wow banget, btw sampe sekarang aku nyimpen tali pusarku, hihi..

    Makasih infonya ya Mbaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi, iya, Mbak.... kayanya punya aku juga masih disimpan nyokap, deh. Memang, ya, sekarang kemajuan teknologi luar biasa bgt. Mana kebayang dulu bisa ada teknologi stem cell kaya gini. Teng kyu, sudah mampir ya, Teh *cipok

      Hapus
  2. Wah menarik juga nih. Aku pernah baca sekilas soal ini tapi sayang anakku udh terlanjur puput tali pusarnya

    BalasHapus
  3. Baca ini jadi tau apa itu sel punca. Aku baru tau dan baru denger ttg ini. Nambah wawasan lagi deh. Thanks, mba... Infonya detail bgt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Mbak Dwina. Harapannya sih, semoga biaya terapi ini makin terjangkau ya. Biar semakin banyak yg bisa melakukan terapi stem cell ini. Makasih sudah mampir, Mbak :*

      Hapus
  4. Ah, baca ini aku jadi ingat alm anak ke tigaku dan kehamilan ke empat..nyaris seperti hamil anak pertama karena peristiwa yang terjadi pada anak ke tiga. Melahirkan anak istimewa memang ujian bagi orangtuanya, tentang sel punca ini infonya bermanfaat banget, sampai gue gak menunggu tahun gajah dah mampir ke blogmu yang kece

    BalasHapus
    Balasan
    1. Al fatehah buat anakmu, Mbak Eni... Iya, semoga semua orangtua dilapangkan rezekinya, ya, biar bisa menyimpan sel punca anaknya.

      Hapus
  5. wahhh lengkap bangettt, makasih infonya ya mba Adisss..

    BalasHapus
  6. Penyakit datang gak ada yang tau ya. Apalagi kalau penyakitnya langka.
    Kalau ada antisipasi pengobatan spt sel punca ini bisa jadi lebih tenang ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Lin... Bener banget. Lebih tenang lagi kalau harganya kl memang harganya lebih terjangkau. Siapa tahu aja, nanti RS pemerintah juga punya teknologi keren kaya gini, ya. Setidaknya kerja sama, gitu sama Cordlife :)

      Hapus
  7. Seru ya gatheringnya, apalagi merayakan world cord blood day yang pertama. Sel punca juga bisa menyelamatkan 3 generasi sekaligus (bayi, orang tua dan kakek neneknya).

    BalasHapus
  8. Kayanya untuk anak next aku berencana melakukannya deh mbak, secara udah ada yang murah ya biaya simpannya

    BalasHapus