Dapat 'Kejutan' dari Mas Bumi :D - Adisty Titania

Selasa, 21 Februari 2017

Dapat 'Kejutan' dari Mas Bumi :D

Ibu…. Bapak…. Aku mau jadi perempuan, deh!

Jleb!

Saya kaget. Lagi asik-asiknya  ngobrol bertigaan ketika sedang dalam perjalanan menuju rumah Villa Dago,  tahu-tahu dapat 'kejutan' dari Bumi macam begini .



Duileeh... anak, ini, ya.... Setelah bilang ibunya galak kaya dinosauraus, beberapa waktu lalu bilang naksir dan mau pacaran sama temennya, lah sekarang tahu-tahu malah bilang mau jadi perempuan. Begitu denger, jelas aja gue kaget. Pun dengan pak suami, terbukti sepersekian detik begitu Bumi ngomong, kami sama-sama menoleh dengan mata yang hampir mau copot, hahhahaa. Eh nggak, deng, ini mah lebay.

Meskipun deg degan, tapi waktu itu gue tetep masang muka (sok) tenang, sambil tanya ke Bumi, “Memangnya kenapa mau jadi perempuan? Kan jadi laki-laki itu hebat banget, lho, Mas Bumi…”

“Iya, Bu… tapi aku tetep mau jadi perempuan,” jawab Bumi keukeuh dengan wajah lempeng.

Kali ini gantian pak suami yang balik tanya, “Mas Bumi tuh udah ganteng banget, lho… ngapain juga jadi perempuan?”

Kalau saat saya tanya, Bumi tetep dengan pendiriannya,  tanpa mau menyebutkan alasannya. Berbeda saat ditanya sama pak suami. Bumi langsung bilang, “Sini aku kasih tahu ke bapak, ya… tapi rahasia, ibu nggak boleh tahu.”

Ok… bocah ini mulai main rahasia-rahasian lagi :D

Sementara Bumi membisikin sesuatu ke telinga suami. Waktu itu saya pun cuma senyum sambil bilang, “Ih, sedih, deh, Mas Bumi main rahasia-rahasian ke Ibu… Ibu kan juga mau tahu alasannya.”

Nggak lama suami komentar, “Ya, memang semua perempuan cantik, kok… Nggak apa-apa Bumi menganggap perempuan itu cantik. Tapi Bumi itu mah tetep laki-laki dan nggak akan bisa diubah”. 

Dari situ saya langsung tahu kalau alasan di balik omongan Bumi ini dikarenakan ia menganggap perempuan cantik. Waktu itu kami pun langsung meyakinkan ke diri Bumi nggak ada salahnya menganggap perempuan cantik. Tapi menjadi lelaki itu justru enak karena lekaki sangat hebat, kuat, dan bisa melindungi perempuan seperti ibunya. Ya, pokoknya, berusaha nunjukin ke Bumi  bahwa sebenarnya jadi laki-laki itu nggak akan rugi.

Tapi namanya juga orangtua, ya…. secuek-cueknya gue, dan termasuk orangtua yang nggak gampang parnoan, tetep aja komentar anak kaya begini bikin mules.

Meskipun pengalaman jadi orangtua belum banyak, masih seumuran Bumi, tapi saya cukup paham, kalau jadi orangtua memang pekerjaan tersulit di dunia.  Tanggung jawabnya berat banget. Belum lagi jadi orangtua nggak ada sekolah formalnya. Begitu nemuin sesuatu, ya, baru deh belajar. Jadi orangtua setiap hari belajar bersamaan dengan membesarkan dan menjalani peran sebagai orangtua. Buat saya, sih, setiap hari selalu ada pelajaran baru yang didapat. Ya, seperti sekarang ini.  

Akhirnya semalam saya pun konsultasi dadakan dengan Mbak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, psikolog anak dan remaja. Saya tanya soal komentar Bumi ini. Syukurnya, nih, menurut Mbak Vera komentar Bumi masih diaggap wajar.

Ya, semacam ocehan anak bocah gitu, deh. Keluar begitu aja, tapi sebenernya belum paham atau punya persepsi yang lebih mengenai apa yang dia katakan. Selain itu, menurut ‘patauan’ Mbak Vera lewat cerita dan celoteh Bumi sehari-hari di yang sering gue tulis social media, Bumi termasuk anak yang ‘iseng’ dan modelan banyak omong, hehehee.

Komentar anak seperti ini baru dikatakan kondisi gawat darurat ketika anak sudah masuk usia puber. Menurut Mbak Vera, anak-anak usia puber sudah wajib punya pemahaman dan memiliki konsistensi gender. “Anak puber itu orientasi seksualnya sudah harus mantap” kata Mbak Vera.

Menurut Mbak Vera, sebagai orangtua, gue dan suami wajib terus mengingatkan ke Bumi bahwa gender itu nggak akan bisa diubah. Mau pakai baju perempuan, kek… mau pakai bedak, kek… mau pakai sepatu hak tinggi, kek. Kalau sudah jadi laki-laki, ya, tetep jadi laki-laki.   

Semalam Mbak Vera juga menegaskan untuk masalah pendidikan seks dan gender ini suami perlu banyak terlibat. Memberikan pemahaman peran laki-laki. Karena dalam pembentukan identitas diri seorang anak laki-laki butuh contoh yang konkret yang bisa ditiru. Jadi, sudah bisa dipastikan kalau Bumi memang akan banyak belajar mengenali identitas dari bapaknya. Anak lelaki tentu saja akan memperhatikan karakter ayahnya, kemudian meniru apa yang mereka lihat. Alhamdulillah kalau soal ini gue nggak perlu ragu, suami udah banyak kasih contoh ke Bumi. Selama ini Bumi sama bapaknya juga sering kencan berdua aja.

Ya, kalau merunut beberapa point yang ditanyakan sama Mbak Vera, sejauh ini rasanya gue sama pak suami sudah melakukan hal yang semestinya, apa yang memang perlu dilakukan. Meskipun belum sempurna, kami berdua tentu aja terus belajar,  terus me-review dan tentunya memperbaiki diri. Dan kita berdua sama-sama yakin kalau omongan Bumi ini cuma sekedar celotehan anak aja. Cuma kadang, orangtua ini mikirnya aja yang terlalu panjang.

Gue sama suami tambah yakin, setelah baca-baca, termasuk baca sebuah forum luar, ternyata banyak banget kok, orangtua yang ngalamin hal serupa kaya begini. Ya, sepertinya sih ini memang sebuah fase yang memang bisa dilalui seorang anak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar