*zamannya penganten baru, foto aja maunya nempel mulu*
Pertama, berhubung sampai saat ini gue masih tinggal di rumah orangtua, artinya sampai detik ini gue masih tidur sekamar sama anak. Nah, usia Bumi ini kan sudah lima tahun, ya... jadi untuk 'pacaran', harus pintar cari waktu yang tepat.
Kedua, mengingat jam kerja suami gue sampai sekarang sift-sift-an, jadi, rasanya agak susah banget buat nemuin waktu yang klop. Kalau bapaknya Bumi lagi masuk malem, sudah dipastikan saat gue pulang kerja, pak suami lagi tidur. Sementara pas gue mau siap-siap tidur, giliran dia yang bangun untuk kerja.
Mungkin, kondisi kaya begini nggak jadi masalah besar ketika kita baru nikah. Namanya, peganten baru kan.... maunya, ya, nempel melulu. Sementara sekarang? Urusan mesra-mesranya sama suaminya rasanya jadi nomer sekian. Begitu pulang ke rumah, hal pertama yang diinget pasti nggak jauh dari masalah anak.
Herannya lagi, begitu jadwal kerja suami normal, masuk pagi, si tamu bulanan sering banget dateng, hahahahaa, apes banget, deh! Belum lagi masalah badan yang kayanya makin renta. Kalau sudah di kamar, bawaannya mau merem. Kalau "dicolek", malah suka nggak sadar. Maklum, tidurnya emang kebluk banget, hahahahaa. Belum lagi cari akal gimana supaya nggak ketauan sama Bumi. Maklum, sampai sekarang kita bertiga masih sekamar.
Katanya, sih, usia pernikahan yang sudah lebih dari 5 tahun, salah satu problem rumah tangga yang sering dihadapin, ya, masalah 'ranjang' ini. Sebelum kita berdua sama-sama ngerasa 'hambar' yang bikin kondisi rumah tangga jadi nggak harmonis, kayanya bulan madu kedua wmang bisa dijadiin salah satu solusi. Siapa tahu aja, nanti bisa ngerasain setruman kaya penganten baru, hahahahha. Paling nggak, kita berdua sama-sama sadar kalau butuh susana yang baru. Keluar dari rutinitas sehari-hari.
Singkat cerita, jadilah beberapa waktu lalau kita memutuskan untuk bulan madu lagi.
Suami : "Enaknya ke mana, ya?"
Saya : "Cari yang deket-deket aja, deh. Bandung, gitu?
Suami : "Oke. Kamu yang cari hotelnya, ya, aku ngikut aja."
Saya : "Tapi, Bumi gimana, ya?"
Suami : "Ya, titip aja dulu sama enin dan teteh..."
Saya : "Iya, sih.. tapi, kok, nggak tega, ya, Mas? Kita jalan-jalan ke Bandung, anaknya malah ditinggal di rumah."
Suami : "Ya, luruskan niat, dong. Tujuan kita apa... mau bulan madu apa liburan? kalau bulan madu, ya, ngapain anak diajak. Mending di rumah aja...."
Saya : "Umh... iya, sih, ya.... *sambil angguk-anguk*
Ok, akhirnya kami berdua sepakat pergi bulan madu. Tanpa anak tentunya. Supaya rencana berjalan sukses, kita berdua pun mulai menyiapkan segala sesuatunya. Apa saja?
- Langkah pertama tentu aja mengatur waktu yang pas antara gue sama suami. Berhubung waktu itu gue sudah ngambil jatah subtitute weekend tanggal Jumat, 4 September, gue pun tanya ke suami apakah dia bisa ambil cuti di hari yang sama. Alhamdulillah, ternyata suami bisa, yaaay....
- Selanjutnya adalah menentukan lokasi bulan madu. Mengingat bajet hanimun dadakan ini mepet, gue pun akhirnya browsing sana-sini dulu. Setelah liat harganya cocok, lihat foto-fotonya bagus, baca review-nya ok, waktu itu gue pun akhirnya memutuskan untuk nginep di Park Hotel, Bandung. Pengennya, sih, bisa bulan madu ke tempat yang lebih cihuy, tapi untuk sementara, di sini juga sudah ok-lah.
- Langkah ke tiga yaitu memikirkan soal menitipkan Bumi. Berhubung kami masih tinggal di rumah orangtua, pilihan yang paling tepat tentu saja menitipkan Bumi ke enin dan aki-nya. Masalahnya, nih, gue rasa sungkan untuk bilang kalau mau bulan madu, hahahaa.... Serius, rasanya nggak enak aja. Waktu itu suami, sih, sudah menyarankan ngomong apa adanya. Katanya, "Ya, terus terang aja, enin sama aki juga bakal ngerti, kok". Tapi, bukannya ngomong terus terang, gue malah bilangnya mau pergi ke Bandung untuk kerja. Nah, jangan contoh, ya, karena apapun bentuk kebohongan pasti nggak akan berakhir dengan baik. PERCAYA, deh!
- Kemudian menyiapkan 'alat tempur'. Maksudnya semacam busana yang akan gue pakai, gitu loh. Sebenernya, gue paham banget kalau suami gue ini bukan tipe laki-laki yang senang dengan perempuan yang pakai lingerie. Pernah, nih, nggak lama menikah, gue tanya ke suami, suka apa nggak kalau gue pakai lingerie. Dengan mantab dia pun jawab, "Nggak suka... apalagi kalau yang ada renda-rendanya." Hahahha.. suami gue emang tipe yang sporty banget, deh, suka males kalau lihat dandanan istrinya terlalu gierly. Tapi, yang namanya bulan madu, nggak mungkin juga kalau gue pakai daster butut, kan? Jadi paling nggak gue pilih busana tidur yang lebih proper-lah.
- Langkah terakhir penting banget, nih, untuk dilakukan. Ngecek jadwal tamu bulanan. Nggak lucu, dong, kalau sudah sampai di sana, tahu-tahu nggak bisa 'mesra-mesraan' sama suami. Lagian, kalau kita jalan pas mau datang bulan, penyakit mood swing pasti bakal ganggu. Jadi, mending pastiin aja kalau saat bulan madu, pas dengan masa subur. Paling nggak, kesempatan Bumi punya adik jadi makin besar.
Setelah nyiapin ini itu, gue makin semangat nunggu hari H. Udah kebayang, deh, di Bandung nanti asiknya kaya apa. Ndilalahnya, pas pulang kerja, gue mendapati kondisi Bumi yang nggak enak badan. Badannya panas, nyesek, batuk, dan berujung dengan muntah-muntah.
Nah, lho... gimana nasib rencana bulan madu gueeee????? Begitu suami pulang, dia pun langsung lontarin pertanyaan yang serupa. "Gimana, nih? Jadi apa nggak besok? Apa kita batalin aja?".
Wait... what? Batalin? Kok, gue nggak ikhlas, ya... kan sayang udah booking hotelnya #emakirit. Akhirnya, dengan berat hati gue pun bilang, "Ya sudah, kita lihat kondisi besok aja dulu deh."
Alhamdulillah, ternyata keesokan paginya, kondisi Bumi berangsur membaik. Paling nggak badannya sudah nggak panas, dan dia sudah mau main lego lagi. Gue dan suami pun kembali meluruskan niat untuk bulan madu lagi.
Tapi, apa niat kami sudah bener-bener lurus? Kenyataannya niat bulan madu gue dan suami belum lurus-lurus amat.... mendekati jam-jam keberangkatan ke Bandung, kita malah memutuskan untuk ngajak Bumi ikut. Jadilah kami gagal untuk bulan madu ke dua. Nggak tahu kenapa, meskipun kondisinya sudah fit, tetep aja ada perasaan nggak tega untuk ninggalin anak di rumah.
Yaaah.... mudah-mudahan, aja dalam waktu dekat punya kesempatan pergi berdua sama suami. Ke pulau yang lebih private selama satu minggu. Jadi, kesempatan untuk mesra-mesraannya makin banyak, deh!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar