Karena Profesi Merupakan Panggilan Hati.... - Adisty Titania

Minggu, 05 Februari 2017

Karena Profesi Merupakan Panggilan Hati....


Yaa, ampun….kayanya baru kemarin Lita kasih kabar kalau Mommies Daily butuh penulis yang bisa temenin Lita buat jagain gawang, lah tau-tau sekarang udah empat tahun aja di Mommies Daily. Sementara Lita udah melalang buana ke sana ke mari :D


Terus, nggak bosan kerja di tempat yang sama selama 4 tahun lebih? Masih betah aja jadi Editor di Mommies Daily? :D

Mungkin ada orang yang bertanya-tanya mengenai hal ini. Iya, tanggal 1 Februari 2017 kemarin, saya sudah kerja di Mommies Daily selama 4 tahun. Lama, ya! Bahkan dalam sejarah hidup, Mommies Daily jadi kantor terlama saya selama ini.


Sekedar flash back, dulu, setelah lulus kuliah sempat kerja sebagai marketing di perusahaan broker. Hahahaha… nggak usah ditanya deh, ngapain saja di sana. Karena selama 3 bulan kerja, bisa dibilang cuma magabut saja. Setiap hari kerjaannya nggak Jauh-jauh dari telepon orang yang berpotensi untuk main saham. Bikin jadwal ketemuan untuk prospek, syukur-syukur ada yang jebol. Kenyataannya selama kerja nggak ada nyantol dan mau menginvestasikan dananya, hahahaha… Emang saya nggak bakat buat jualan. 

Setelah itu baru, deh, memulai perjalanan dunia jurnalistik dengan jadi reporter Harian Artis. Koran yang isinya berita hiburan yang harus bersaing dengan infotaiment. Iya… waktu itu kerjaan saya nggak jauh-jauh dari memantau berita artis. Sayangnya, karena persaingan yang begitu ketat, Harian Artis cuma bisa bertahan nggak lebih dari satu tahun. Tapi seenggaknya dari sana banyak pelajaran yang bisa diambil, kok.



Sampai saat ini saya masih jatuh hati dengan dunia jurnalistik, pekerjaan yang menurut saya nggak pernah bikin bosen. Gimana mau bosen, lha wong, kerjaannya enak luar biasa. Beneran deh, menurut saya kerja di media terlebih media lifestyle dan parenting seperti sekarang sangat menyenangkan.

Coba bayangin, siapa sih, yang nggak senang punya kesempatan bertemu dan kenalan sama orang baru yang kompeten dibidangnya macam dokter atau psikolog? Siapa juga yang nolak untuk jalan-jalan gratis untuk meliput sebuah acara? Ya, meskipun sampai detik ini belum punya kesempatan bisa keliling dunia seperti pak suami, toh, gue tetap bersyukur karena udah bisa jalan-jalan ke luar kota dan luar negeri karena perjalanan dinas.

Belum lagi job desc lainnya seperti datang ke acara press screening, dapat kesempatan nonton duluan sebelum filmnya tayang di bioskop. Review restoran atau hotel. Ngikutin talkshow yang isinya berfaedah buat anak dan keharmonisan keluarga. Termasuk  dapat rezeki nomplok dapat door prize, ahahahaha… Eh, kalau ini kayanya saya emang kurang hoki, deh. Seumur-umur kerja di media, baru dapat doorpize nggak lebih dari 3 kali. Tapi intinya, banyak banget, deh yang bikin betah kerja di media. Umh… salah satunya soal jam kerja yang sangat fleksibel. Secara sekarang udah jadi ibu-ibu, yaaaa…. 

Makanya, kalau ada orang atau temen yang nawarin kerja di tempat lain atau bidang lain, pertimbangannya banyaaak banget! Karena kerja itu nggak semata-mata ukurannya gaji. Toh, kalau emang ukurannya soal uang, kan bisa cari side job-an di luar :D

Kalau banyak yang bilang saya sudah keenakan berada di zona nyaman, mungkin emang benar. Lagian, memang salah bekerja di zona nyaman?

Menurut saya, sih, nggak. Selama ini bisa mencari hal-hal baru, siap terima tantangan baru, pasti selalu ada yang bikin kita tetap terus semangat kerja. Selain itu ketika sudah berada di zona nyaman rasanya emang penting untuk melakukan evaluasi diri supaya hasil kerjaan lebih baik. Perlu diakui, kalau saya ini termasuk orang yang cenderung kurang well organize. Apa-apa terlalu dibawa santai. Mungkin prinsip paling pas gambarin kondisi saya ini semacam let's do it the most comfortable way. Dari zaman sekolah, nyokap sering bilang saya ini mirip kaya kucing mau pup, kalau sudah kebelet, baru sibuk ngorek-ngorek tanah :D

Dan ini yang sebenernya ini jadi PR terbesar saat ini yang perlu dibenahin.

Mungkin saat ini karier saya memang belum sebagus orang lain, termasuk teman-teman semasa sekolah dulu yang sudah hampir mencapai puncaknya. Bukannya nggak kepengen punya karier yang bagus. Siapa juga, sih, yang mau kariernya stagnan? Tapi setidaknya masih banyak hal yang bisa disyukuri, karena bisa menekuni profesi yang sesuai panggilan hati seperti saya ini tentu merupakan salah satu anugerah.

Karena saya tau memang nggak semua orang seberuntung saya. Pelajaran penting yang bisa saya ambil dari sini adalah, kita sebagai orangtua memang sama sekali nggak bisa memaksakan kehendak dengan memilihkan profesi buat anak-anak kelak. Karena profesi sebenarnya persoalan panggilan hati...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar