Waktu mau nikah, sebenernya gue nggak belum kepikiran soal beli rumah. Bedalah sama anak-anak masa kini, yang sebelum nikah sudah investasi rumah atau apartemen duluan. Ya, gimana mau beli rumah? Tabungan aja abis.. bis… bis… buat modal syukuran
nikahan. Padahal ini hanya sebatas syukuran di rumah aja, lho, ya… ngundang
keluarga, tetangga, dan teman dekat. Artinya bukan pesta ‘wah’ yang habisin
uang sampe ratusan juta.
Meskipun begitu, tetep aja nguras tabungan. Padahal modal buat syukuran nikah juga masih
dibantu pihak keluarga (baca : orangtua, dan kakak-kakak). Jadi, kebayang ya jumlah tabungan kami itu cuma 'receh'. Makanya waktu awal nikah kami realistis, belum kepikiran buat beli rumah. Habisnya mau beli pakai daun? Hahahaha
Tapi siapa sangka akhirnya Allah mengizinkan gue untuk punya
rumah sendiri, lewat kakak pertama gue, yang gue panggil Teteh. Lagi iseng-iseng tanya tanya soal rumahnya di Villa
Dago, kawasan Pamulang mau dijual apa nggak, eh, teteh gue ini malah tanya, “Kamu
serius mau beli rumah teteh di Pamulang itu?”. Dapat lampu hijau kaya gini,
jelas nggak mau gue sia-siain, dong. Dengan semangat, gue langsung jawab, “Ya,
maulaaah Teh… tapi harganya jangan mahal-mahal ya… harga saudara kandung.” :D
Singkat cerita, akhirnya menjelang menikah, alhamdullilah
gue dan Doni benar-benar bisa memiliki rumah teteh gue di Villa Dago ini.
Happy-nya nggak ketulungan!
Berhubung rumahnya masih asli, gak punya duit buat benerin dan pertimbangan lainnya,
setelah nikah gue dan Doni belum menempati rumah di Pamulang. Jadilah kami ‘ngontrak’
di rumah nyokap bokap di Lebak Bulus dan masih berlangsung hingga hari ini. Maunya,
sih, bisa langsung renovasi rumah tersebut. Tapi apa daya, nggak ada modal buat
merealisasikannya.
Meskipun begitu, kami bersyukur karena punya rumah
sebelum menikah. Tapi kondisi rumahnya memang belum layak ditempati. Hingga akhirnya…
setelah memasuki usia pernikahan yang ke-7, kami berdua punya rezeki untuk
merenovasi rumah. Setelah bertahun-tahun terbengkalai, akhirnya bisa membangun rumah impian jugaaaa….
Sebenarnya rencana ini sudah dimulai sejak di awal tahun 2015.
Langkah yang sangat terlambat karena kondisi rumahnya sudah bikin ngenes, mau ambruk.
Atap dimakan rayap, kusen keropos,
kaca-kaca pecah, tumbuhan liar yang hidup subur, ubin yang terkelupas. Mirip
kaya rumah hantu di film Indonesia gitu, deh, hahahahaa…
Salahnya, tahun 2015 kemarin itu, selain harus mikirin soal
RAB (rencana anggaran biaya) plus harga bahan bangunan yang naiknya nggak
kira-kira, pada saat yang bersama kami berdua juga harus mikirin dana uang pangkal
Sekolah Bumi, di SD swasta incar an di daerah Pamulang dan sekitarnya.
Kalau ngebayanginnya, waktu itu muka gue dan Doni sama-sama
pucet mikirin dana yang kita butuhkan ternyata nggak sebanding dengan tabungan
yang kita miliki. Ujung-ujungnya, rencana pembangunan pun akhirnya
tertunda hingga akhirnya kami punya rezeki kembali dan bisa melakukan ronovasi
tahun ini.
Itupun sebenarnya renovasi yang kami lakukan nggak sesuai
dengan rencana yang sudah dibikin oleh bokap, alias Aki-nya Bumi. Terbentur biaya,
kami berdua hanya bisa merenovasi seadanya dulu. Selamat tinggal, deh, dengan rencana bangunan ini itu, hahahaa. Lah wong, buat beli ubin aja uangnya mepet,
hahahahhaa.
Mungkin waktunya terlalu lama, yang jelas gue
sama Doni nggak pernah berhenti bersyukur atas penantian selama ini akhirnya
berbuah rumah kami sendiri ini.
Bayangkan, rumah kami sendiri, yang kami renovasi
dengan hasil jerih payah kami. Umh, tapi termasuk hasil pinjaman di beberapa
Bank juga, sih, yang harus kami lunasi 3 tahun ke
depan. Tapi setidaknya hal ini merupakan pencapaian terbesar kami berdua.
Bismillah Ibu...semangat buat rumah baru...aselik maknyosss kalo dah pindah ke rumah sendiri biar kata cicilan2 menanti tiap bulan...tp hati rasanya tenang damai bikin timbangan makin kekanan (itu gw)...Undang2 ya kalo soft opening rumah baru 😊😊
BalasHapusHahahaha... Bahaya juga kl timbangan ke kanan muluk, Ji... Aamiin.. Doakan lancar semua ya, insyaAllah nanti kalau udah selesai kamar lima bisa ngumpul di rumah. Enaknya di depan rumah itu taman, jd bisa buat area main bocah =)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus