Dua hari menjelang #HariPertamaSekolah Bumi masih aja
bilang, "Aku nggak mau sekolah".
Kalimat ini baruuuu aja dia lontarkan ketika bapaknya sedang menjalankan ritual sebelum tidur, bacain buku cerita. Dan malam ini yang dipilih adalah buku terbarunya, seri Why soal cuaca.
Kebetulan ketika mereka berdua sedang asik membaca buku, saya sedang meratapi nasib smartphone Oppo R5 yang lagi hang, dan ini
untuk kesekian kalinya. Eh, kok jadi curhat masalah smartphone yang lagi
ngadat, hahahhaa....
*16 Juni, di tempat yang sama, dengan waktu yang berbeda. Tiga tahun lalu lalu, Bumi mulai memasuki dunia sekolah, jadi murid playgroup TK Adhyaksa XII. Hari ini hari terakhir jadi murid di TK ini*
Jadi, begitu Bumi bilang nggak mau sekolah, bapaknya
langsung bilang, "Mas Bumi tahu nggak, sekolah itu mirip ketika kita
membaca buku Why. Banyak cerita dan kejutan menarik di
dalamnya. Banyak banget hal baru yang bisa kita pelajari kan?".
Bukannya memancing semangat sekolah, eh, anaknya malah bilang,
"Ah.. kalau gitu, ngapain sekolah? Mending aku baca buku Why aja."
Nah, lhoooo.....hahahhahaaa.... saya langsung nahan ketawa! Sementara,
setelah beberapa detik terdiam dan senyum-senyum, bapaknya langsung nimpalin.
"Bumi... di buku Why ini kamu jadi punya temen baru nggak?"
"Nggak"
"Jadi belajar bahasa Inggris nggak?
"Nggak"
"Bisa belajar
berenang dan main air nggak?"
"Nggak"
"Nah, di sekolah nanti kamu bisa dapetin itu semua. Sekolah menyenangkan,
kok"
Untung saja setelah itu Bumi nggak ngejawab lagi. Mungkin dia sedang mikir kali, ya? Jadi, tuntaslah
pembicaraan drama #haripertamasekolah. Sebenarnya, saya dan
suami cukup paham kalau Bumi punya rasa khawatir yang begitu besar. Terbukti,
dengan kalimat dan pertanyaan yang sebelumnya sering Bumi tanyakan.
"Nanti guru aku di SD galak nggak kaya
dinosaurus?"
"Temen-temen aku nanti seperti apa, ya, Bu? Aku nggak
belum kenal..."
Mungkin kalau diibaratkan, Bumi memang sedang bersiap-siap
masuk ke hutan belantara. Dia cuma bisa menerka-nerka seperti apa 'hutan'
yang akan dia masuki. dan kondisi ini tentu aja wajar. Bisa jadi, hampir
semua anak yang mulai masuk sekolah hari pertama punya perasaan serupa. tinggal
gimana saya dan suami yang kasih semangat
supaya Bumi siap menjalankan petualangan barunya.
Hal pertama yang bisa kami lakukan adalah bercerita mengenai kenagan kami masuk sekolah, selain itu tentu saja nemenin Bumi menyiapkan perlengkapan tempurnya. Kami membiarkan Bumi bebas memilih peralatan
sekolah yang ia mau. Setelah itu ikut terlibat menyipkan segala sesuatunya
seperti membantu menyampul buku. Lucunya saat sedang nyampul buku dengan kertas
kopi, Bumi sempat komentar, “Kenapa mesti disampul coklat seperti ini, sih, Bu?
Bagusan pakai sampul bening saja supaya gambarnya keliatan, kalau begitu kaya
karton aja.”
Hahahaha.... iya, juga, sih, ya? Kenapa buku tulis anak-anak
SD harus disampul kertas kopi semua? Kenapa nggak dibiarkan saja bergambar sesuai
yang dingikan anak-anak? Toh, setiap akan anak itu kan memang berbeda dan nggak bisa disamarakatakan. Ah... sudahlah...
Yang pasti, saya dan suami sudah nggak sabar mengantar Bumi
ke sekolah untuk pertama kalinya. Paling nggak, kami berharap dengan mengantarnya
ke sekolah, Bumi jadi lebih PD dan lebih menimbulkan rasa aman dan nyaman
karena menemaninya untuk masuk ke lingkungan baru. Lagi pula, buat saya sebagai
orangtua juga banyak untungnya, kok, karena bisa langsung kenalan dengan
guru-guru dan orangtua murid lainnya, serta belajar untuk mengenali lingkungan
sekolah.
Duh, tambah nggak sabar menanti Hari Kamis, 21 Juli nanti!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar